Minggu, 05 Februari 2017

karya tulis ilmiyah candi borobudur


KARYA TULIS ILMIYAH  CANDI BOROBUDUR

Menelusuri Candi Borobudur
Diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan mengikuti ujian nasional
Penulis :
AHMAD RIFA’I

MADRASAH ALIYAH AL-ITTIHAD


 

                      
 
LEMBAR PERSETUJUAN KARYA TULIS


Menelusuri Candi Borobudur


Diterima dan disahkan oleh pembimbing karya tulis
Pada hari Senin tanggal 15 Februari 2016

Guru Pembimbing


……………………………..


Mengetahui,
Kepala Sekolah MA AL-ITTIHAD


……………………………..

LEMBAR PERNYATAAN

Kami menyatakan dengan sesungguhnya bahwa karya tulis ini ditulis berdasarkan pengamatan dan hasil wawancara dengan pihak-pihak sekait tanpa melakukan plagiat terhadap karya tulis pihak lain. Apabila ditemukan karya tulis yang sejenis tanpa perbedaan, maka kami bersedia diberikan sanksi sesuai Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 Bab VI Pasal 25 tentang pendidikan nasional.






Cariu, 15 Februari 2016


AHMAD RIFAI







MOTTO


MENELUSURI SEJARAH ADALAH HARGA MATI




KATA PENGANTAR
Assalamu ‘alaikum Wr. Wb.
            Puji syukur marilah kita panjatkan kehadirat Allah SWT. karena atas limpahan rahmat dan karunia-Nya penulis dapat menyusun laporan praktikum ini dengan penuh kelancaran. Shalawat beserta salam semoga tercurah kepada Nabi Muhammad SAW. serta kepada keluarganya, sahabatnya, tabi’in tabi’atnya, serta kita selaku umatnya.
Amin ya Allah ya Rabbal ‘alamin.
           Pada kesempatan ini kami berusaha menyusun karya tulis ilmiahMenelusuri sejarah Candi Borobudur” Dalam karya tulis ini tentu masih terdapat banyak kekurangan, baik yang disengaja maupun yang tidak disengaja. kami mohon maaf atas segala kekurangan tersebut, karena kami masih dalam tahap pembelajaran. Berkenaan dengan hal tersebut, kami terbuka untuk menerima kritik dan saran dari pembaca atas kesalahan dalam karya tulis ilmiah ini, sehingga perbaikan yang penulis harapkan dapat terjadi.
Dalam karya tulis ilmiah ini, kami juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu kami dalam menyusun karya tulis ilmiah ini. Semoga usaha yang telah dilakukan bernilai ibadah di sisi Allah SWT. dan dapat menjadi kunci untuk menggapai kebahagiaan dunia dan akhirat.
Amin ya Allah ya Rabbal ‘alamin.
Sekian dan terima kasih,
Wassalamu ‘alaikum Wr. Wb.
Bogor, 15 Februari 2016

Penulis




DAFTAR ISI
Lembar Persetujuan Karya Tulis........................................................................................2
Lembar Pernyataan.............................................................................................................3
Motto..................................................................................................................................4
Kata Pengantar...................................................................................................................5
Daftar Isi............................................................................................................................6
BAB I Pendahuluan
1.1.Latar Belakang......................................................................................................7
1.2.Identifikasi Masalah..............................................................................................8
1.3.Pembatasan Masalah.............................................................................................8
1.4.Rumusan Masalah.................................................................................................8
1.5.Tujuan Masalah.....................................................................................................8
1.6.Tempat dan Waktu Penelitian...............................................................................9
1.7.Metode Penelitian.................................................................................................9
BAB II Pembahasan
2.1.Sejarah Candi Borobudur.....................................................................................10
2.2.Arti Simbol...........................................................................................................11
2.2.1.Karmawibhangga.......................................................................................12
2.2.2.Lalitavistara...............................................................................................13
2.2.3.Jataka dan Awadana.................................................................................13
2.2.4.Gandawyuha.............................................................................................14
2.3.Peran Candi Borobudur di Bidang Ekonomi dan Pariwisata..............................14
2.3.1.Peran di Bidang Ekonomi.........................................................................14
2.3.2.Peran di Bidang Pariwisata.......................................................................15
2.4.Corak Masyarakat di Sekitar Daerah Borobudur.................................................15
2.5.Ciri Khas Candi Borobudur.................................................................................16
BAB III Penutup
3.1.Simpulan..............................................................................................................18
3.2.Saran dan Kritik..................................................................................................19
Daftar Pustaka..................................................................................................................20
Lampiran..........................................................................................................................21
Daftar Anggota................................................................................................................22
BAB I
PENDAHULUAN

1.1.  Latar Belakang
Indonesia merupakan negara yang kaya akan budaya. Hampir semua daerah memiliki budaya khas. Selain budaya, Indonesia juga kaya akan objek wisata. Objek wisata terhampar dari Sabang hingga Merauke baik berupa peninggalan sejarah maupun keindahan alam. Objek wisata berupa peninggalan sejarah banyak ditemui di Indonesia terutama di provinsi Jawa Tengah. Objek Wisata di Jawa Tengah terpusat di dua kota yaitu Yogyakarta dan Magelang.
Yogyakarta adalah daerah di Jawa Tengah yang memiliki luas 3.185,80 km2 ini terdiri atas kotamadya, dan empat kabupten, yang terbagi lagi menjadi 78 kecamatan, dan 438 desa. Kota Magelang adalah salah satu kota di Jawa Tengah, kota ini terletak di tengah Kabupaten Magelang. Kota Magelang berada di 15 Km sebelah Utara Kota Mungkid, 75 km sebelah selatan Semarang, dan 43 km sebelah utara Yogyakarta, kota Magelang terdiri atas 3 kecamatan, yakni Magelang Utara, Magelang Selatan, Magelang Tengah.
Ribuan bahkan jutaan pengunjung berdatangan ke dua kota tersebut. Pengunjung atau wisatawan itu berasal dari dalam dan luar negeri. Wisatawan datang ke Yogyakarta untuk mengunjungi Jl. Mallioboro dan Keraton Yogyakarta yang memiliki nilai sejarah tinggi. Sedangkan pengunjung atau wisatawan yang datang ke Magelang mengunjungi objek wisata Candi Borobudur.
       Objek wisata Candi Borobudur terletak di Desa Borobudur, Kecamatan Borobudur, Magelang, Jawa Tengah. Lokasi Candi kurang lebih 100 km di sebelah barat daya Semarang, 86 km di sebelah barat Surakarta.Objek wisata Candi Borobudur sangat terkenal di Indonesia maupun dunia, karna keunikan dan sejarahnya, Objek wisata Candi Borobudur pun sudah di akui sebagai keajaiban dunia oleh UNESCO.
       Wisatawan yang mengunjungi keraton Yogyakarta maupun Candi Borobudur datang untuk menikmati keindahan objek wisata tersebut. Selain itu mereka pula bersibuk diri dengan kegiatan berbelanja hasil kerajinan warga setempat yang berjualan di sekitar objek wisata tersebut. Inilah yang menjadi permaslahan sekaligus mendorong kami selaku penulis untuk melakukan penelitian. Penulis merasa kecewa terhadap para wisatawan yang datang hanya untuk menikmati tanpa ingin tahu lebih jauh tentang objek wisata yang mereka kunjungi.
1.2. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, penulis dapat mengidentifikasikan masalah yang muncul yaitu para wisatawan hanya menikmati keindahan Candinya saja. Mereka menghiraukan segala sesuatu yang sekait dengan objek wisata tersebut.
1.3. Pembatasan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah di atas, penulis memfokuskan penelitian ini di objek wisata Candi Borobudur  agar pembahasan dalam penelitian tidak melebar.
1.4. Rumusan Masalah
Berdasarkan pembatasan masalah di atas, penulis dapat merumuskan masalah yang akan dibahas dalam karya ilmiah ini. Rumusan masalah tersebut seperti yang terurai di bawah ini.
1. Bagaimana sejarah berdirinya Candi Borobudur?
2. Apa arti dari simbol-simbol yang ada di Candi Borobudur?
3. Apa saja peran Candi Borobudur di bidang pariwisata dan ekonomi?
4. Bagaimana corak masyarakat disekitar Candi Borobudur?
5. Apa saja ciri khas dari Candi Borobudur?

1.5. Tujuan Penelitian
            Berdasarkan rumusan masalah di atas, penulis dapat menentukan tujuan yang ingin dicapai dalam penulisan karya ilmiah ini. Tujuan tersebut terurai di bwah ini.
1. Kami sebagai peneliti ingin memberitahukan kepada pembaca mengenai sejarah tentang berdirinya Candi Borobudur.
2. Kami sebagai peneliti ingin memberitahukan kepada pembaca mengenai simbol-simbol yang ada di Candi Borobudur.
3. Kami sebagai peneliti ingin memberitahukan kepada pembaca mengenai peran Candi Borobudur di bidang pariwisata dan ekonomi.
4. Kami sebagai peneliti ingin memberitahukan kepada pembaca mengenai corak masyarakat disekitar Candi Borobudur
5. Kami sebagai peneliti ingin memberitahukan kepada pembaca mengenai ciri khas Candi Borobudur

1.6. Tempat dan Waktu Penelitian
Penulis melakukan penelitian ini di daerah Magelang, Jawa Tengah pada hari Rabu, tanggal 27 Januari 2016
1.7. Metode Penelitian
Penulis melakukan penelitian  tentang Candi Borobudur ini dengan menggunakan metode pengamatan lapangan dan teknik wawancara.












BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Sejarah Candi Borobudur
Gambar terkait
            Candi borobudur merupakan candi Budha, terletak di desa Borobudur kabupaten Magelang, Jawa Tengah, dibangun oleh Raja Samaratungga, salah satu raja kerajaan Mataram Kuno, keturunan Wangsa Syailendra. Nama Borobudur merupakan gabungan dari kata Bara dan Budur. Bara dari bahasa Sansekerta berarti kompleks candi atau biara. Sedangkan Budur berasal dari kata Beduhur yang berarti di atas, dengan demikian Borobudur berarti Biara di atas bukit. Sementara menurut sumber lain berarti sebuah gunung yang berteras-teras (budhara), sementara sumber lainnya mengatakan Borobudur berarti biara yang terletak di tempat tinggi. Candi Borobudur selesai dibangun pada abad ke-8.
Berdasarkan pada beberapa relief gambar Candi Borobudur yang ada, diperkirakan candi budha ini dibangun kurang lebih pada tahun 780 Masehi, dan akhirnya selesai 830 Masehi. Belum jelas benar mengenai bukti sejarah Candi Borobudur. Hanya beberapa prasasti yang mungkin sedikit menyinggung tentang Candi Borobudur.
Mengenai pembangunan diduga Candi Borobudur dirancang oleh seorang arsitek terkenal pada masa itu bernama Gunadharma. Ada sebuah prasasti yang dianggap berkaitan erat dengan asal usul Candi Borobudur. Prasasti tersebut bernama Prasasti Sri Kahuluan yang berangka tahun 842 masehi yang menyebutkan “Kawulan i Bhumi Sambhara”. Bumi shambara diduga merupakan nama lain dari borobudur.
Tidak ada bukti sejarah yang pasti mengenai kapan tepatnya sejarah Candi Borobudur ini runtuh dan ditinggalkan. Beberapa ahli berpendapat bahwa runtuhnya candi ini diawali ketika pada tahun 950, terjadi letusan gunung Merapi yang dahsyat, letusan ini mengakibatkan candi runtuh dan tertimbun tanah.
Seorang berkebangsaan inggris yang memerintah di Indonesia yaitu Thomas Stamford Raffles yang sedang melakukan kunjungan ke Semarang tahun 1814 menemukan sebuah bangunan kuno berupa monumen besar dan juga bongkahan batu yang memiliki relief. Kemudian dia mengutus orang berkebangsaan Belanda bernama Cornelius untuk mencari tahu, tadi tidak berhasil. Pekerjaan Cornelius dilanjukan oleh Hartmann, dan pekerjaan pengalian Candi Borobudur ini selesai pada tahun1835, dan dilanjutkan penelitian oleh Hartmann pada tahun 1842. Selanjutnya beberapa penelitian dan usaha menggambar kembali Candi Borobudur telah beberapa kali dilakukan. Di antaranya penggambaran sketsa seluruh relief Candi Borobudur oleh seorang insinyur Belanda bernama F.C. Wilsen dan sebuah penelitian pada tahun 1859 oleh J.F.G. Brumund. Dilanjutkan oleh C. Leemans. Dan akhirnya penelitian lengkap pertama borobudur dipublikasikan pada tahun 1873.
Pada masa sekarang ini Candi Borobudur telah menjadi salah satu tempat tujuan wisata dunia di Indonesia. Hal ini juga tidak lepas dari peran UNESCO yang telah menetapkan Candi borobudur sebagai cagar budaya warisan dunia pada tahu n 1991. Dan hingga saat ini Candi Borobudur tetap menjadi primadona pariwisata si Indonesia khusunya di Jawa Tengah.
2.2 Arti dari Simbol
            Candi Borobudur memiliki berbagai bentuk arsitektur yang terukir di seluruh dindingnya. Ukiran-ukiran tersebut berupa simbol yang memiliki arti berbeda. Arti dari simbol-simbol tersebut diuraikan sebagai berikut.
  2.2.1. Karmawibhangga
Hasil gambar untuk Karmawibhangga
Sesuai dengan makna simbolis pada kaki candi, relief yang menghiasi dinding batur yang terselubung tersebut menggambarkan huu karma. Deretan relief tersebut bukan merupakan cerita seni (serial), tetapi pada setiap pigura menggambarkan suatu cerita yang mempunyai korelasi sebab akibat. Relief tersebut tidak saja memberi gambaran terhadap perbuatan tercela manusia disertai dengan hukum yang akan diperolehnya, tetapi juga perbuatan baik manusia dan pahala. Secara keseluruhan merupakan penggambaran kehidupan manusia dalam lingkaran lahir-hidup-mati (samsara) yang tidak pernah berakhir, dan oleh agama budha rantai tersebutlah yang akan diakhiri untuk menuju kesempurnaan.
  2.2.2. Lalitavistara
Hasil gambar untuk Lalitavistara
Merupakan penggambaran riwayat Sang Buddha dalam deretan relief (tetapi bukan merupakan riwayat yang lengkap) yang dimulai darinturunannya Sang Buddha dari sorga Tusita, dan berakhir dengan wejangan pertama di Taman Rusa dekat kota Banaras. Relief ini berderet dari tangga pad sisi sebelah selatn, setelah melampaui deretan relief sebanyak 27 pigura yang dimilai dari tangga sisi timur. Ke-27 pigura tersebut menggambarkan kesibukan, bik di sorga, maupun di dunia, sebagai persiapan untuk menyambut hadirna penjelmaan terakhir Sang Bodhisattwa selaku calon Buddha. Relief tersebut menggambarkan lahirya Sang Buddha di arcapada ini sebagai Pangeran Siddhartha, putra Raja Suddhodana dan Permaisuri Maya dari Negeri Kapilawastu. Relief tersebut berjumlah 120 pigura, yang berakhir dengan wejangan pertama yang secara simbolis dinyatakan sebagai Pemutaran Roda Dharma, ajaran Sang Buddha disebut dharma yang juga berarti “hukum”, sedangkan dharma sebagai roda.

2.2.3. Jataka dan Awadana 
 Hasil gambar untuk Jataka dan Awadana
Jataka adalah cerita tentang Sang Buddha sebelum dilahirkan sebagai Pangeran Siddharta. Isinya merupakan pokok penonjolan perbutan baik, yang membedakan Sang Bodhisattwa dari mahkluk lain manapun juga. Sesungguhnya, pengumulan jasa/perbuatan baik merupakan tahapan persiapan dalam usaha menuju ketingkat ke-Buddha-an.
Sedangkan Awadana, pada dasarnya hampir sama dengan Jataka akan tetapi pelakunya bukan Sang Bodhisattwa, melainkan orang lain dan ceritanya dihimpun dalam kitab Diwyawadana yang berarti perbuatan mulia kedewaan, dan kitab Awadanastaka atau seratus cerita Awadana. Pada relief Candi Borobudur jataka dan awadana, diperlakukan sama, artinya keduanya terdapat dalam deretan yang sama tanpa dibedakan. Himpunan yang paling terkenal dari kehidupan Sang Bodhisattwa adalah Jatakamalaya atau untaian cerita Jataka, karya penyair Aryasurya dan jang hidup dalam abad ke-4 Masehi.



 2.2.4. Gandawyuha
Hasil gambar untuk Gandawyuha
Merupakan deretan relief menghiasi dinding lorong ke-2, adalah cerita Sudhana yang berkelana tanpa mengenal lelah dalam usahanya mencari Pengetahuan Tertinggi tentang Kebenaran Sejati oleh Sudhana. Pengembaranya dalam 460 pigura didasarkan pada kitab suci Buddha Mahayana yang berjudul Gandawyuha, dan untuk bagian penutupnya berdasarkan cerita kitab lainnya yaitu Bhadracari.
2.3 Peran Candi Borobudur di Bidang Ekonomi dan Pariwisata
     2.3.1. Bidang Ekonomi
Candi Borobudur saat ini menjadi salah satu objek wisata setelah disahkan oleh Bapak. Soeharto. Hal ini sangat berpengaruh terhadap pendapatan daerah dan pendapatan masyarakat setempat dikarenakan dengan di Bukanya Candi Borobudur sebagai tempat wisata dapat meningkatkan pendapatan masyarakat sekitar yang seperti kami lihat banyak orang yang berjualan berupa alat kerajinan maupun kuliner. Objek wisata ini secara tidak langsung dapat meningkatkan pendapatan masayarakat setempat. Masyarakat berjualan di sekitar objek tersebut dengan menjajakan barang-barang hasil kreatifitas dan sekaligus menjadi ciri khas daerah setempat. Kegiatan perdagangan ini juga dapat membatu pemerintah dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Penghasilan pedangan dalam sehari bisa mencapai Rp. 5000.000. Hal ini membuktikan bahwa masyarakat sekitar sudah memiliki kesejahteraan yang sangat baik. Besarnya pendapatan mereka berpengaruh juga pada pajak setempat, sehingga pemerintah memiliki kemudahan untuk mengelola sarana di daerah tersebut seperti akses jalan menuju objek wisata tersebut begitupun dengan sarana lainnya.
  
 2.3.2. Bidang Pariwisata
Banyak sekali tempat wisata yang berada di kota Yogyakarta maupun di Magelang, tapi dari sebagian besar tempat wisata yang ada, yang sering dikunjungi oleh wisatawan adalah Candi Borobudur, karena Candi Borobudur mempunyai sejarah, misteri dan pesona tersendiri. Karena hal tersebut banyak sekali wisatawan yang ingin mengunjungi Candi Borobudur, wisatawan lokal maupun wisatawan asing. Pengunjung pun bisa berkeliling ke desa-desa disekitar Candi Borobudur, seperti Karanganyar dan Wanurejo untuk melihat aktivitas warga pembuat kerajinan. Candi Borobudur sudah diakui oleh dunia sebagai keajaiban dunia.
Keberadaan Candi Borobudur yang tidal alin merupakan peninggalan sejarah kerajaan Mataram Kuno menghadirkan keuntungan bagi Negara. Keunikan yang dimiliki Candi Borobudur dan kisah di dalamnya menjadi daya tarik tersendiri bagi masyarakat lokal maupun mancanegara untuk datang mengunjungi Candi Borobudur tersebut. Dahulu kala masyarakat berdatangan ke Candi Borobudur untuk melakukan prosesi peribadahan. Namu sekarang masyarakat berdatangan untuk berekreasi, menghibur diri dari segala aktivitas yang melelahkan. Candi Borobudur ini dapat dijadikan obat untuk menyegarkan kembali pikiran mereka dari tugas kerja yang bertumpuk. Tanpa tersadari kegiatan seperti ini semakin disukai oleh masyarakat sehingga Candi Borobudurpun di kenal sebagai Objek wisata yang asik indah dan bermanfaat untuk dikunjungi. Sebagai objek wisata, Candi Borobudur dapat menyumbangkan banyak hal kepada negara terutama dari segi perekonomian. Banyaknya pengunjung dapat menabah pendapatan negara sekaligus meningkatkan kesejahteraan masyarakat setempat seperti yang telah dibahas pada sub bab sebelumnya.
2.4 Corak Masyarakat Di Sekitar Daerah Candi Borobudur

Masyarakat Candi Borobudur bercorak agraris dan menganut ajaran Buddha pada masa kerajaan Mataram Kuno. Namun, sekarang coraknya sangat beragam. Selain agraris, masyarakat juga bekecimpung di bidang perdagangan. Kepercayaan masyarakat pun beragam, mulai dari Budha, Hindu, dan islam. Namun sekarang mayoritas masyarakat di sekitar daerah Candi Borobudur beragama Islam. Bahasa keseharian masyarakatnya pun menggunakan bahasa Jawa dan Indonesia, masyarakat di sekitar Candi borobudur sebagian besar bekerja menjadi perajin, contohnya perajin batik, dan sauvenir.

2.5 Ciri Khas Candi Borobudur
             Bangunan candi borobudur memiliki keistimewaan yang sekalius menjadi pembeda dengan candi-candi lain yang ada di Indonesia. Keistimewaan itu pula yang menjadi ciri khas candi borobudur. Ciri khas dari Candi Borobudur tersebut antara lain sebagai berikut.

1.      Puncak candinya berbentuk stupa

2.      Terdapat arca budha



3.      Relief cerita tentang ajaran budha
4.      Bentuk bangunan bertingkat.

5.      Sejarahnya yang panjang Bentuk reliefnya yang unik

                                                           BAB III
PENUTUP
3.1. Simpulan
            Penulis dapat menyimpulkan pembahasan berdasarkan uraian pada bab sebelumnya. simpulan tersebut yaitu sebagai berikut. Candi borobudur merupakan candi Budha, terletak di desa Borobudur kabupaten Magelang, Jawa Tengah, dibangun oleh Raja Samaratungga, salah satu raja kerajaan Mataram Kuno, keturunan Wangsa Syailendra. Nama Borobudur merupakan gabungan dari kata Bara dan Budur. Bara dari bahasa Sansekerta berarti kompleks candi atau biara. Sedangkan Budur berasal dari kata Beduhur yang berarti di atas, dengan demikian Borobudur berarti Biara di atas bukit. Sementara menurut sumber lain berarti sebuah gunung yang berteras-teras (budhara), sementara sumber lainnya mengatakan Borobudur berarti biara yang terletak di tempat tinggi. Candi Borobudur selesai dibangun pada abad ke-8.
            Candi Borobudur memiliki bergai simbol dan simbol-simbol tersebut memiliki arti yang berbeda. Simbol tersebut antara lain, Karmawibanggha yang menceritakan perbuatan baik manusia dan pahala. Lalitawistara yang menceritakanriawayat Sang Buddha Siddharta Gautama. Jataka Awadana yang menceritakan perbuatan baik. Gandayuha mencertakan kisah pengembaraan Suddhana.
Candi Borobudur memiliki peran penting terutama di bidang perekonomian dan pariwisata. Kedua bidang tersebut dapat meningkatkan perekonomian masyarakat dan pendapatan daerah. Masyarakat sekitar objek wisata bercorak agraris dan penganut kepercayaan Islam, Buddha,dan Hindu.Candi borobudur juga memiliki ciri khas yaitu, Puncak candinya berbentuk stupa. Terdapat arca Budha. Relief cerita tentang ajaran budha. Bentuk bangunan bertingkat. Sejarahnya yang panjang Bentuk reliefnya yang unik.




3.2. Saran dan Kritik
            Penulis memberikan saran kepada pembaca melalui karya tulis ini apabila pembaca ingin mengunjungi karya wisata diharap bukan hanya menikmati keindahannya saja tetapi juga harus tahu segala sesuatu yang berkaitan dengan objek wisata tersebut.
Penulis juga memberikan kritikan terhadap pengelola agar meningkatkan fasilitas bagi pengunjung objek wisata Candi Borobudur agar pengunjung merasa nyaman karena fasilitas yang ada dirasa masih kurang dan belum membuat nyaman pengunjung.
           





DAFTAR PUSTAKA




LAMPIRAN GAMBAR
 
Foto Neng Ayu Anggraeni. Foto Ahmad Ripa Pramudhana.
 Foto Ahmad Rifa'i.

Foto Ahmad Rifa'i. 
Foto Ahmad Rifa'i. 
Foto Ahmad Rifa'i.